Cara membuat tempe
kedelai - Tempe merupakan bahan makanan
tradisional sebagian masyarakat Indonesia.
Pada mulanya tempe
dianggap sebagai bahan makanan masyarakat menengah ke bawah. Namun setelah
mengetahui manfaatnya untuk kesehatan, orang beralih menjadikan tempe sebagai alternatif
pengganti daging yang cukup mahal harganya.
Konon kabarnya, tempe sudah mulai dikenal dan digemari di
seluruh penjuru dunia. Di Indonesia,
jenis tempe yang sangat terkenal adalah tempe dari bahan dasar kedele. Dengan
mempelajari cara membuat tempe secara sederhana diharapkan dapat dicoba dan
dipraktikkan oleh anak sekolah di tingkat sekolah menengah pertama dan menengah
atas.
Bagi
masyarakat luas, proses membuat tempe diharapkan dapat bernilai ekonomi dan
menciptakan lowongan kerja baru
Seperti
yang sudah disinggung pada postingan sebelumnya, pembuatan tempe merupakan
produk bioteknologi konvensional yang memanfaatkan mikroorganisme seperti
jamur dan bakteri. Tempe yang kita kenal sehari-hari merupakan hasil fermentasi
kacang kedelai.
Agen
biologi yang berperan dalam proses fermentasi adalah jamur rhizopus
oligosporus. Jamur ini menghasilkan enzim protease yang dapat menguraikan
protein yang ada pada biji kedelai.
Pada
dasarnya, fermentasi pada tempe adalah proses menumbuhkan spora jamur rhizopus
oligosporus pada biji kedelai. Jamur ini dalam pertumbuhannya akan membentuk
benang-benang hifa yang mengikat biji kedelai satu dengan yang lainnya. Ikatan
biji kedelai yang membentuk suatu massa yang kompak ini disebut dengan tempe.
A.Alat dan
bahan:
a.Kompor
b.Panci
c.Langseng
d.Tampah
e.Kipas
f.Pembungkus
g.Kedelai
h.Ragi
tempe
i.Tepung
tapioka
j.Air
B.Proses pembuatan tempe
a.Bersihkan kedelai dari sampah dan batu,
kemudian cuci dengan air.
b.Simpan dalam panci,
tuangkan air mendidih sehingga semua biji kedelai terendam air dan biarkan
selama 12 jam
c.Cuci kembali dengan air
dingin dan aduk –aduk dengan tangan sampai semua kulit kedelai terkelupas dan
bijinya terbelah.
d.Buang kulit yang terkelupas
e.Kedelai yang sudah bersih dikukus dalam langseng sekitar 30 menit sampai
terlihat empuk. Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
f.Tambahkan tepung tapioka 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk
sampai rata.
g.Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 derajat Celcius
h.Taburkan serbuk ragi tempe (rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu
10 gr /kg kedelai.
i.Kemas dengan pembungkus sesuai keinginan, dengan daun pisang atau plastik
setebal 2-3 cm.
j.Bila dengan plastik, tusuk-tusuk plastick dengan jarum hingga merata.
k.Simpan dan susun posisinya pada permukaan datar, lapisi bagian atasnya
dengan daun atau karbon.
l.Inkubasi pada suhu kamar selama 2 sampai 3 kali selama 24 jam.
Tempe
yang sudah mengalami fermentasi kadang-kadang berbau amoniak karena sudah
mengalami pembusukan. Mengapa ini terjadi? Tidak hanya jamur rhizopus
oligosporus yang terlibat dalam fermentasi. Mungkin ada jenis mikroba atau
jamur lain yang ikut campur dalam proses pembuatan tempe.
Ikut
campurnya jamur lain terlihat pada warna putih kehitaman diakhir pertumbuhan
jamur tempe ini. Spora-spora baru yang bermunculan menunjukkan adanya
pembusukan dan berbau amoniak. Makanya, dalam fermentasi tempe perlu
diperhatikan kebersihan dan kemurnian bibit yang digunakan.
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik, seperti protein, lemak dan
karbohidrat. Hal ini tidak lepas dari peran ragi miselium yang mengikat biji
kedelai pada saat fermentasi. Proses fermentasi menyebabkan perubahan kimia
pada protein, lemak dan karbohidrat. Demikian proses membuat tempe semoga
bermanfaat